watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

TERBUAI KENIKMATAN SEXS
Aku seorang wanita walau belum pernah
menikah tapi sempat
berhubungan intim dengan seorang pria
kekasihku beberapa tahun
yang lalu. Hubungan kami terpaksa berhenti
setahun yang lalu
ketika orang tuanya yang kaya raya tidak
menyetujui hubungan
kami tersebut. Terakhir ku dengan mantan
kekasihku itu telah
menikah dan pindah kekota lain yang tidak ingin
kuketahui
persisnya dimana.
Saat ini umurku 28 tahun dan bekerja sebagai
salah satu
karyawan di perusahaan swasta asing sebagai
salah satu staf
public relation. Gaji yang kuterima cukup
lumayan untuk
tamatan sarjana publikasi, kemampuanku untuk
berkomunikasi
dengan baik dan ramah terhadap siapa saja
membuat aku
dipercaya untuk menghadapi persoalan-
persoalan pelik, dan
menerima tamu-tamu penting.
Suatu hari aku dipanggil oleh big bossku, dia
mengeluh karena
ada inspektor dari kantor pusat di Australia yang
datang dan
nampaknya boss kewalahan menghadapi
pertanyaan-pertanyaannya.
Aku ditugasi untuk menemani tamu tersebut
selama di Jakarta.
Terus terang hatiku agak bergetar ketika pertama
kali bertemu
dengan Steve. Terus terang dia mempunyai sex
appeal yang luar
biasa, matanya tajam, mukanya bersih dan
bicaranya jernih
ditambah pakaiannya yang selalu rapih dan
bermerk, termasuk
wewangian yang digunakan. Mula-mula aku
nervous juga di
buatnya, tetapi setelah lama-lama hubungan
kami makin relaks.
Aku berusaha untuk menyembunyikan
ketertarikanku padanya,
tetapi dia nampak malah sengaja menggodaku.
Mula-mula dia ajak
aku makan beberpa kali sampai aku rileks. Terus
satu hari dia
ajakain aku ke cafe, nemenin dia minum, aku
habis dua gelas
wine kali padahal aku nggak pernah minum. Aku
rasanya nggak
mabuk tapi badan aku rada hangat dan rileks. trs
dia ngajakin
nonton, aku mau aja karena nggak terlalu
malam. Karena yang
nonton sepi, dia bebas rangkul-rangkul aku.
Anehnya aku diem
aja, rasanya nyaman dipelukin dia. Ngeliat aku
diem aja dia
makin berani, mukanya mulai di deketin ke aku
tapi aku nolak
kalo dia mau cium bibir aku. Tapi tambah parah
karena yang dia
cium kuping dan leher aku lama-lama lagi.
Padahal itu termasuk
daerah sensitif. Kelihatannya dia tau aku mulai
ser… ser
an… tangannya mulai turun ke dada aku dari
bahu. Tangannya
lihai banget meskipun dari luar putaran-putaran
jarinya mampu
membuat aku sesak karena buah dadaku
mengeras.Tangannya terus
aku pegang, tapi yang satu ketahan yang lain
aktif, dia
berhasil buka kancing-kancing bajuku bagian
atas, tangannya
muter-muter diatas BHku yang tipis, malu juga
rasanya kalau
dia tahu pentilku keras banget. Bibirnya yang
bermain
dileherku, mulai turun ke bahu, dan…. wah
gawat ternyata dia
sudah menurunkan tali beha dan bajuku sampai
ke pinggang,
bibirnya bermain dia atas behaku, dan sekali
rengut buah dada
kiriku terekspos pada bibirnya…….
Begitu buah dada aku terekspos dia nggak
langsung caplok tapi
pentil aku yang keras disengol-sengol dulu sama
hidungnya.
Napasnya yang hangat aja sudah berhasil
membuat putingku makin
keras. Terus dia ciumin pelan pelan buah dadaku
yang 34 C itu
mula-mula bagian bawah terus melingkar
sehingga hampir semua
bagian buah dadaku dicium lembut olehnya.
Belum puas menggoda
aku lidahnya kemudian mulai menari-nari di atas
buah dadaku.
Aku tak tertahan mulai mendesah. Akhirnya apa
yang akau
khawatirkan terjadi lidahnya mulai menyapu
sekitar puting dan
akhirnya….. akh……. putingku tersapu lidahnya…
perlahan
mula mula, makin lama makin sering dan
akhirnya putingku
dikulumnya. Ketika akau merasa nikmat dia
melepaskannya…..
dan kemudian mulai mengecup dari bagian tepi
lagi… perlahan
mendaki ke atas dan kembali ditangkapnya
putingku. Kali ini
putingku digigit perlahan sementara lidahnya
berputar putar
menyapu puting itu. Sensasi yang ditimbulkan
luar biasa, semua
keinginanku yang kupendam selama ini serasa
terpancing keluar
dan berontak untuk segera dipuasi.
Melihat aku mendesah di tambah berani. Selain
menggigit-gigit
kecil putingku sembari lidahnya menyapu-
nyapu, tangannya mulai
bermain di lututku. Terus terang aja selama
menjanda aku belum
pernah ML lagi. Perasaan yang kupendam
selama ini kelihatannya
mulai bergolak. Itu membuatku membiarkan
tangannya
menggerayangi lutut dan pahaku. Dia tahu
tubuhku merinding
menahan nikmat, karena kulitku mulai seperti
strawbery
titik-titik. Dengan lihai tangannya mulai mendaki
dan kini
berada diselangkanganku. Dengan lembut dia
mengusap-usap
pangkal pahaku dipinggiran CDku. Hal ini
menimbulkan sensasi
dan nikmat yang luar biasa. Aku tak dapat duduk
tenang lagi,
sebentar bentar menggelinjang. Aku sudah tak
dapat lagi
menyembunyikan kenikmatan yang kualami. Hal
ini dia ketahui
dengan lembabnya CDku. Jarinya yang besar itu
akhirnya tak
mampu kutahan ketika dia memaksa menyelinap
dibalik CDku dan
langsung menemukan clitku. dengan gemulai di
amemainkan
jarinya sehingga aku terpaksa menutup bibirku
agar lenguhan
yang keluar tak terdengar oleh penonton lain.
Jarinya lembut
menyentuh clitku dan gerakannya memutar
membuat tubuhkupun
serasa berputar-putar. Akhirnya pertahananku
jebol, cairan
kental mulai mengalir keluar di vaginaku. dan dia
tahu persis
sehingga dia mengintensifkan serangannya.
Akhirnya puncak itu
datang, kepeluk kepalanya dengan erat dan
kuhujamkan bibirku
ke bibirnya dan tubuhku bergetar. Dia dengan
sabar tetap
mengelus clitku membuatku bergetar-getar
seolah tak berhenti.
Lubang vaginaku yang basah dimanfaatkan
denga baik olehnya.
Sementara jari jempolnya tetap memainkan
clitku, jari
tengahnya mengorek-ngorek lubangku
mensimulasi apa yang dapat
dilakukan laki-laki terhadap wanita. Aku
menggap-menggap
dibuatnya.
Entah berapa lama dia membuatku seperti itu
dan sudah beberapa
kali aku mengalami orgasme, tapi tidak ada
tanda-tanda
bagaimana dia akan mengakhiri permainan ini.
Akhirnya aku yang
memulai… gila… entah apa yang mendorongku,
tanganku tau
tahu meraba-raba selangkangannya….. disana
jemariku
menemukan gundukan yang mulai mengeras.
Begitu tersapu oleh
belaianku, gundukan itu berubah menjadi batang
hangat yang
mengeras. Entah mengapa aku jadi senang
menggodanya, jariku
terus membelai turun naik sepanjang batang
tersebut yang
menurutku agar luar biasa ukurannya. Secara
perlahan batang
tersebut bertambah panjang dan besar
menimbulkan
getaran-getaran yang membuatku kembali
mencapai orgasme.
Ketika orgasme tanganku secara tak sengaja
meremas-remas
bola-bolanya sehingga dia pun terangsang.
Sambil mengecup daun
telingaku Steve berbisik… shall we… go… Aku tak
tau
harus bagaimana dan menurutinya saja ketika
dia menarik
tanganku bangkit dari tempat duduk dan berjalan
mengikutinya
keluar bioskop melewati mall dan akirnya sampai
di lobi sebuah
hotel yang menyatu dengan bioskop dan mall
tersebut. Langkahku
agak tersendat ketika melewati lobi, tetapi jari
tanganku
tergengam erat padanya dan dia dengan sangat
pasti
menggiringku kerah lift yang mengantarkan
kami ke kamar yang
ternyata telah dipersiapkan sebelumnya olehnya.
Di dalam lift
Steve sempat mencium bibirku dengan lembut
seperti mencium
kekasihnya ini membuat tubuhku bertambah
lunglai. Aku tertegun
berdiri di depan kamar yang telah dibuka
pintunya oleh Steve,
dan dia dengan sopan mempersilahkan aku
masuk. Beberapa saat
aku berdiam di depan pintu bimbang. Melihat
kebimbanganku
Steve tidak memberi kesempatan dianggkatnya
tubuhku dengan
kedua tangannya yang kekar dan dibopongnya
kau masuk. Dengan
cekatan dia menutup dan mengunci pintu. Aku
sempat berontak
tetapi kembali bibirnya melumat bibirku cukup
lama dan dalam
sehingga kenikmatan tak tuntas di bioskop tadi
kembali muncul.
Sambil membopong aku Steve terus melumat
bibirku dan perlahan
namun pasti dia berjalan ke rah tempat tidur
ukuran king size
yang ada dalam ruang suite tersebut. Aku agak
gelisah melihat
situasi ini. Steve menyadari hal itu dan tanpa
melepaskan
ciumannya dia menurunkan tubuhku dengan
perlahan tepat
dipinggir ranjang. Kami berhadapan
berpandangan sejenak, dia
tersenyum dan kembali bibirnya mengecup
ngecup bibir bawah dan
atasku bergantian dan berusaha membangkitkan
gairahku kembali.
Aku berdesah kecil ketika tangannya memeluk
pinggangku dan
menarik tubuhku merapat ketubuhnya. Bibirnya
perlahan mengecup
bibirku, lidahnya merambat diantara dua bibirku
yang tanpa
sadar merekah menyambutnya. Lidah itu begitu
lihai bermain
diantara kedua bibirku mengorek-ngorek lidahku
untuk keluar.
Sapuan lidahnya menimbulkan sensasi-sensasi
nikmat yang belum
pernah kurasakan, sehingga perlahan lidahku
dengan malu-malu
mengikuti gerakan lidahnya mencari dan
mengikuti kemana
lidahnya pergi. Dan ketika lidahku menjulur
memasuki mulutnya
dengan sigap dia mengulumnya dengan lembut,
dan menjepit
lidahku diantara lidah dan langit-langit. Tubuhku
menggeliat
menahan nikmat yang timbul. Aku merasa
melayang tak berpijak,
pengaruh minuman juga menambah aku
kehilangan kontrol. Pada
saat itulah aku merasa Steve membuka kancing-
kancing gaun
malamku yang terletak dipunggung. Tubuhku
sedikit menggigil
ketika, angin dingin dari mesin AC menerpa
tubuhku yang
perlahan-lahan terbuka ketika Steve berhasil
melorotkan gaun
malamku kelantai. Aku membuka mataku
perlahan-lahan dan
kulihat Steve sedang menatap tubuhku dengan
tajam. Dia nampak
tertegun melihat tubuh mulusku yang hanya
terbungkus pakaian
dalam yang ketat. Sorotoan matanya yang tajam
menyapu
bagian-bagian tubuhku secara perlahan.
Pandangannya agak lama
berhenti pada bagian dadaku yang membusung.
BH ku yang
berukuran 34 D memang hampir tak sanggup
menampung bongkahan
dadaku, sehingga menampilkan pemandangan
yang mengundang
syahwat lelaki. Tatapan matanya cukup
membuat tubuhku hangat,
dan dalam hati kecilku ada perasaan senang dan
bangga
dipandangi lelaki dengan tatapan penuh
kekaguman. Aku terseret
maju ketika lengan Steve kembali merangkul
pinggangku yang
ramping dan menariknya merapat ketubuhnya.
Tanganku terkulai
lemas ketika sambil memelukku Steve
mengecup bagian-bagian
leherku sambil tak henti-hentinya membisikan
pujian-pujian
akan kecantikan bagian-bagian tubuhku.
Akhirnya kecupannya sampai di daerah telingaku
dan lidahnya
secara lembut menyapu bagian belakang
telingaku. Aku
menggelinjang, tubuhku bergetar sedikit dan
rintihan kecil
lepas dari kedua bibirku. Steve telah menyerang
salah satu
daerah sensitifku, dan dia tau itu sehingga hal itu
dilakukannya berkali-kali. Dengan sangat
mempesona Steve
berbisik bahwa dia ingin menghabiskan malam
ini dengan
bercinta denganku, dan di amemohon agar aku
tak menolaknya,
kemudia bibirnya kembali menyapu bagian
belakang telingaku
hingga pangkal leherku. Aku tak sanggup
menjawab, tubuhku
terasa ringan, tanpa sadar tanganku kulingkarkan
di lehernya.
Rupanya bahasa tubuhku telah cukup dimengerti
oleh Steve
sehingga dia menjadi lebih berani. Tangannya
kini telah
membuka kaitan BHku, dan dalam sekejap BH itu
sudah tergeletak
di lantai.
Tubuhku terasa melayang, ternyata Steve telah
mengangkat
tubuhku, dibopongnya ke tempat tidur dan
dibaringkan secara
perlahan. Kemudian Steve menjauhi ku dan
dengan perlahan mulai
melepaskan pakaiannya secara perlahan.
Anehnya aku menikmati
pemandangan buka pakaian ini. Tubuh Steve
yang kekar dan
sedikit berotot tanpa lemak ini menimbulkan
gairah tersendiri.
Dengan hanya mengenakan celana dalam
kemudian Steve duduk di
ujung ranjang. Aku berusaha menduga-duga
apa yang akan
dilakukannya. Kemudian dia membungkuk dan
mulai menciumi
ujunung-ujung jari kakiku. Aku menjerit kegelian
dan berusaha
mencegah, namun Steve memohon agar dia
dapat melakukannya
dengan bebas. Karena penasaran dengan sensasi
yang
ditimbulkan. akhirnya aku biarkan dia menciumi,
menjilat dan
mengulum jari-jari kakiku. Aku merasa, geli,
tersanjung dan
sekaligus terpancing untuk terus melanjutkan
kenikmatan ini.
Bibirnya kini tengah sibuk di betisku yang
menurutnya sangat
indah itu. Mataku terbelalak ketika kurasakan
perlahan tapi
pastibibirnya makin bergerak keatas menyusuri
paha bagian
dalam ku. Rasa geli dannikmat yang ditimbulkan
membuat aku
lupa diri dan tanpa sadar secara perlahan pahaku
terbuka.
Steve dengan mudah memposisikan tubuhnya
diantara kedua
pahaku. Pertahananku benar-benar runtuh ketika
Steve
menyapu-nyapukan lidahnya dipangkal-pangkal
pahaku. Aku
berteriak tertahan ketika Steve mendaratkan
bibirnya diatas
gundukan vaginaku yang masih terbungkus
celana dalam.
Tanpa memperdulikan adanya celana dalam
Steve terus melumat
gundungkan tersebut dengan bibirnya seperti dia
sedang
menciumkum. Aku berkali-kali menjerit nikmat,
dan persaan yang
telah lama hilang kini muncul kembali getaran-
getaran orgasme
mulai bergulung-gulung, tanganku meremas-
remas apa saja yang
ditemuinya, sprei, bantal dan bahkan rambut
Steve, tubuhku tak
bisa diam bergetar, menggeliat, dan gelisah,
mulutku mendesis
tak sengaja, pinggulku meliuk-liuk erotis secara
reflek dan
beberapa kali terangkat mengikuti gerakan kepala
Steve. Untuk
kesekian kalinya pinggulku terangkat cukup tinggi
dan pada
saat itu Steve tidak menyianyiakan kesempatan
untuk menarik
celana dalamku lepas. Aku agak tersentak, tetapi
puncak
orgasme yang semakin dekat membuat aku tak
sempat berpikir
atau bertindak apapun. Bukit vaginaku yang
sudah lama tak
tersentuh lelaki terpampang di depan mata
Steve. Dengan
perlahan lidah Steve menyentuh belahannya, aku
menjerit tak
tertahan dan ketika lidah itu bergerak turun naik
di belahan
vaginaku, puncak orgasme tak tertahankan.
Tanganku memegang
dan meremas ramput Steve, tubuhku bergerta-
getar dan
melonjak-lonjak. Steve tetap bertahan pada
posisinya, sehingga
lidahnya tetap bisa menggelitik klitorisku, ketika
puncak itu
datang. Aku merasa-dinding-dinding vaginaku
mulai lembab, dan
kontraksi-kontraksi khas pada lorong mulai
terasa. Itulah
salah satu kelebihanku lorong vaginaku secara
refleks akan
membuat gerakan-gerakan kontraksi, yang bisa
membuat lelaki
tak bisa bertahan lama. Steve nampaknya dapat
melihat
kontraksi-kontraksi itu, sehingga membuat
bertambah nafsu.
Kini lidah nya semakin ganas dan liar menyapu
habis daerah
selangkanganku, bibirnya ikut mengecup dan
bahkan bagian
cairanku yang mulai mengalir disedot habis
olehnya. Nafasnya
mulai memburu. Aku tak lagi bisa menghitung
berapa kali aku
mencapai puncak orgasme. Steve kemudian
bangkit, dengan posisi
setengah duduk dia melepaskan celana
dalamnya, beberapa saat
kemudian aku merasa batang hangat yang
sangat besar mulai
menyentuh, nyentuh selangkanganku yang
basah. Steve membuka
kakiku lebih lebar, dan mengarahkan kepala
kemaluannya ke
bibir vaginaku.
Meskipun tidak terlihat olehku, aku bisa
merasakan betapa
keras dan besarnya milik Steve itu. Dia
mempermainkan kepala
penisnya di bibir kemaluanku di gerakan keatas
ke bawah dengan
lembut, untuk membasahinya. Tubuhku seperti
tak sabar menanti
tindakan yang selanjutnya. Kemudian gerakan itu
berhenti. Dan
akau merasa sesuatu yang hangat mulai
mencoba menerobos lubang
kemaluanku yang sempit. Tetapi karena liang itu
sudah cukup
basah, kepala penis itu perlahan tapi pasti
terbenam, makin
lama-makin dalam. Aku merintih panjang ketika
Steve
membenamkan seluruh batang kemaluannya.
Aku merasa sesak,
tetapi sekaligus nikmat luar biasa, seakan seluruh
daerah
sensistif dalam liang itu tersentuh. Batang
kemaluan yang
keras dan padat itu disambut oleh kehangatan
dinding vaginaku
yang telah lama tidak tersentuh. Cairan-cairan
pelumas
mengalir dari dinding-dindingnya dan gerakan
kontraksi mulai
berdenyut, membuat Steve membiarkan
kemaluannya terbenam agak
lama merasakan kenikmatan denyutan vaginaku.
Kemudian Steve
mulai menariknya keluar perlahan-lahan dan
mendorongnya lagi,
makin lama makin cepat. Sodokan-sodokan
yang demikian kuat dan
buas membuat gelombang orgasme kembali
membumbung, dinding
vaginaku kembali berdenyut, kombinasi gerakan
ini dengan
gerakan maju mundur membuat batang
kemaluan Steve seolah-olah
diurut, kenikmatan tak bisa disembunyikan oleh
Steve,
gerakannya semakin liar, mukanya menegang,
dan keringat
menetes dari dahinya. Melihat hal ini, timbul
keinginanku
untuk membuatnya mencapai nikmat. Pinggulku
kuangkat sedikit
dan kemudian membuat gerakan memutar
manakala Steve melakukan
gerak menusuk. Steve nampaknya belum
terbiasa dengan gerakan
dangdut ini, mimik mukanya bertambah lucu
menahan nikmat,
batang kemaluannya bertambah besar dan
keras, ayunan
pinggulnya bertambah cepat tetapi tetap lembut.
Akhirnya pertahanannya bobol, kemaluannya
menghujam keras
dalam vaginaku, tubuhnya ambruk menindihku,
tubuhnya bergetar
dan mengejang ketika spermanya mencemprot
keluar dalam
vaginaku berkali-kali. Akupun melenguh panjang
ketika untuk
kesekian kalinya puncak orgasmeku tercapai.
Sesaat dia
membiarkan batangnya di dalamku hingga
nafasnya kembali
teratur. Tubuhku sendiri lemas luar biasa,
namun harus kuakui
kenikmatan yang kuperoleh sangat luar biasa
dan belum pernah
kurasakan sebelumnya. Kami kemudian terlelap
kecapean setelah
mereguk nikmat

Adult | GO HOME | Exit
1/1570
U-ON

inc Powered by Xtgem.com